Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) mengatakan paham ISIS tidak sesuai dengan haluan dan perjuangan
kemerdekaan Indonesia. SBY pun meminta semua pihak, khususnya pemangku
kepentingan agar bisa mengambil tindakan tegas atas penyebaran paham tersebut.
"Pemerintah dengan tegas menolak penyebaran paham sesat ISIS di tanah air, karena sangat bertentangan dan bahkan berbahaya bagi jati diri kita," tegasnya saat berpidato di Gedung DPR, Senayan, Jumat (15/8/2014).
SBY meminta seluruh pihak khususnya pemangku kepentingan agar bisa mengambil tindakan tegas atas penyebaran paham ISIS tersebut. Sehingga Indonesia tidak menjadi tempat untuk berkembangnya paham radikal yang tidak sesuai dengan perjuangan para pendiri bangsa.
"Para pemimpin di seluruh tanah air, saya minta untuk tegas mengambil sikap mengenai tantangan ini. Ini adalah ujian bagi kebangsaan kita, ke-Indonesia-an kita. Indonesia adalah negara berketuhanan, bukan negara agama," tandasnya.
Sebelumnya SBY yang akan mengakhiri jabatannya sebagai presiden pada bulan Oktober mendatang meminta kepada seluruh rakyat Indonesia dan para elit politik untuk tetap menjaga kemerdekaan diantara keberagaman yang ada.
"Kita harus menjaga ke-Indonesiaan kita. Perjuangan kita di abad ke-21 tidak lagi menjaga kemerdekaan, namun menjaga ke Indonesiaan," ujarnya.
Presiden mengatakan, menjaga kemerdekaan dan ke Indonesiaan sangat penting khususnya diera globalisasi ini. Sebab para pendiri Indonesia telah berjuang agar hal itu tetap terjaga.
"Jika para pendiri bangsa dulu mempertahankan kemerdekaan sampai
titik darah penghabisan, bagi generasi kita kini ke Indonesia-anlah yang harus
kita pertahankan mati-matian," katanya."Pemerintah dengan tegas menolak penyebaran paham sesat ISIS di tanah air, karena sangat bertentangan dan bahkan berbahaya bagi jati diri kita," tegasnya saat berpidato di Gedung DPR, Senayan, Jumat (15/8/2014).
SBY meminta seluruh pihak khususnya pemangku kepentingan agar bisa mengambil tindakan tegas atas penyebaran paham ISIS tersebut. Sehingga Indonesia tidak menjadi tempat untuk berkembangnya paham radikal yang tidak sesuai dengan perjuangan para pendiri bangsa.
"Para pemimpin di seluruh tanah air, saya minta untuk tegas mengambil sikap mengenai tantangan ini. Ini adalah ujian bagi kebangsaan kita, ke-Indonesia-an kita. Indonesia adalah negara berketuhanan, bukan negara agama," tandasnya.
Sebelumnya SBY yang akan mengakhiri jabatannya sebagai presiden pada bulan Oktober mendatang meminta kepada seluruh rakyat Indonesia dan para elit politik untuk tetap menjaga kemerdekaan diantara keberagaman yang ada.
"Kita harus menjaga ke-Indonesiaan kita. Perjuangan kita di abad ke-21 tidak lagi menjaga kemerdekaan, namun menjaga ke Indonesiaan," ujarnya.
Presiden mengatakan, menjaga kemerdekaan dan ke Indonesiaan sangat penting khususnya diera globalisasi ini. Sebab para pendiri Indonesia telah berjuang agar hal itu tetap terjaga.
Ia menambahkan, pemerintah sampai saat ini berupaya terus menjaga perjuangan tersebut. (Red)
Posting Komentar